Senin, 02 Mei 2011

A. STANDAR PELAYANAN KESEHATAN


Penerapan Kewaspadaan Standar diharapkan dapat menurunkan risiko penularan patogen melalui darah dan cairan tubuh lain dari sumber yang diketahui maupun yang tidak diketahui. Penerapan ini merupakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang harus rutin dilaksanakan terhadap semua pasien dan di semua fasilitas pelayanan kesehatan (FPK)
Kebersihan tangan merupakan komponen terpenting dari Kewaspadaan Standar dan merupakan salah satu metode yang paling efektif dalam mencegah penularan
patogen yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan. Selain kebersihan tangan, pemilihan alat pelindung diri (APD) yang akan dipakai harus didahului dengan penilaian risiko dan sejauh mana antisipasi kontak dengan patogen dalam darah dan cairan tubuh.
Untuk mendukung praktik yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan saat memberikan pelayanan perawatan, semua individu (termasuk pasien dan pengunjung) harus mematuhi program pencegahan dan pengendalian infeksi di FPK. Pengendalian penyebaran patogen dari sumber yang infeksius merupakan kunci program pengendalian sumber penularan infeksi. Salah satu langkah pengendalian sumber penularan infeksi adalah kebersihan pernapasan dan etika batuk yang dikembangkan saat munculnya severe acute respiratory syndrome (SARS), kini termasuk dalam Kewaspadaan Standar.
Peningkatan penerapan Kewaspadaan Standar ini di seluruh dunia akan secara signifikan menurunkan risiko yang tidak perlu dalam pelayanan kesehatan. Peningkatan lingkungan kerja yang aman sesuai dengan langkah yang dianjurkan dapat menurunkan risiko transmisi. Dibutuhkan kebijakan dan dukungan pimpinan untuk pengadaan sarana, pelatihan untuk petugas kesehatan, dan penyuluhan untuk pasien serta pengunjung. Hal tersebut penting dalam meningkatkan lingkungan kerja yang aman di tempat pelayanan kesehatan.
v  Macam-Macam Standar Pelayanan Kesehatan yang harus diterapkan
a.      Kebersihan tangan
1.       Jagalah kebersihan tangan dengan menggunakan antiseptik berbasis alkohol atau mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
2.       Bila tangan tampak kotor setelah kontak dengan cairan tubuh, atau diduga terpajan organisme berspora, atau setelah menggunakan toilet, tangan harus dibersihkan dengan sabun atau antiseptik dan air mengalir. Bila tidak tampak kotor, tangan dapat dicuci dengan antiseptik berbasis alkohol.
3.       Pastikan tersedia fasilitas cuci tangan dengan air bersih yang mengalir.
4.       Pastikan tersedia sarana untuk membersihkan tangan (air bersih, sabun, handuk sekali pakai, antiseptik berbasis alkohol). Utamakan antiseptik berbasis alkohol selalu tersedia di tempat pelayanan kesehatan.
Ringkasan teknik:
1.       Cuci tangan (40-60 detik): basahi tangan dan gunakan sabun, gosok seluruh permukaan, bilas kemudian keringkan dengan handuk sekali pakai, sekaligus untuk mematikan keran.
2.       Penggosokan tangan (20-30 detik): gunakan produk dalam jumlah cukup untuk seluruh bagian tangan, gosok tangan hingga kering.

Ringkasan indikasi:
1.       Sebelum dan sesudah kontak langsung dengan pasien dan di antara pasien, baik menggunakan maupun tidak menggunakan sarung tangan.
2.       Segera setelah sarung tangan dilepas.
3.       Sebelum memegang peralatan.
4.       Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekret, ekskresi, kulit terluka, dan benda-benda terkontaminasi, walaupun menggunakan sarung tangan.
5.       Selama merawat pasien, saat bergerak dari sisi terkontaminasi ke sisi bersih dari pasien.
6.       Setelah kontak dengan benda-benda di samping pasien.
b.      Alat pelindung diri (APD)
1.       Lakukan penilaian risiko terhadap pajanan cairan tubuh atau permukaan terkontaminasi sebelum melakukan tindakan pelayanan kesehatan.
2.       Pilih APD berdasarkan penilaian risiko:
a.       Sarung tangan bersih, non steril.
·         Gunakan bila akan menyentuh darah, cairan tubuh, sekret, ekskresi, membran mukosa, kulit yang tidak utuh.
·         Ganti setiap kali selesai satu tindakan ke tindakan berikutnya pada pasien yang sama setelah kontak dengan bahan-bahan yang berpotensi infeksius.
·         Lepaskan setelah penggunaan, sebelum menyentuh benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi, dan sebelum pindah ke pasien lain. Lakukan tindakan membersihkan tangan segera setelah melepaskan sarung tangan.
b.       Gaun pelindung tahan air, bersih, nonsteril.
·         Gunakan untuk memproteksi kulit dan mencegah kotornya pakaian selama tindakan yang umumnya bisa menimbulkan percikan darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi.
·         Lepaskan gaun pelindung yang kotor sesegera mungkin dan bersihkan tangan.
c.        Masker dan pelindung mata atau pelindung wajah.
·         Gunakan 1) masker bedah dan pelindung mata (pelindung mata, kaca mata pelindung) atau 2) pelindung wajah untuk melindungi membran mukosa mata, hidung, dan mulut selama tindakan yang umumnya dapat menyebabkan terjadinya percikan darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi.
c.       Kebersihan pernapasan dan etika batuk
1.      Pelatihan untuk petugas kesehatan dan penyuluhan kepada pasien dan pengunjung fasilitas pelayanan kesehatan.
2.      Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin. Bersihkan tangan setelah kontak dengan sekret saluran napas.
3.      Jaga jarak terhadap orang dengan gejala gangguan saluran pernafasan akut yang disertai demam.


Fasilitas pelayanan kesehatan harus:
·         Menempatkan pasien dengan gejala gangguan pernapasan akut setidaknya 1 meter dari pasien lain saat berada di ruang umum jika memungkinkan.
·         Letakkan tanda peringatan untuk melakukan kebersihan pernapasan dan etika batuk pada pintu masuk fasilitas pelayanan kesehatan.
·         Pertimbangkan untuk meletakkan perlengkapan/ fasilitas kebersihan tangan di tempat umum dan area evaluasi pasien dengan gangguan pernapasan.
d.       Pencegahan luka tusukan jarum dan benda tajam lainnya
Hati-hati bila:
1.      Memegang jarum, pisau, dan alat-alat tajam lainnya.
2.      Bersihkan alat-alat yang telah digunakan.
3.      Buang jarum dan alat-alat tajam lainya yang telah digunakan.

e.       Kebersihan Lingkungan
Gunakan prosedur yang memadai untuk kebersihan rutin dan disinfeksi permukaan lingkungan dan benda lain yang sering disentuh.
f.       Pembuangan Limbah
1.       Pastikan pengelolaan limbah yang aman.
2.       Perlakukan limbah yang terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi sebagai limbah infeksius, berdasarkan peraturan setempat.
3.       Jaringan manusia dan limbah laboratorium yang secara langsung berhubungan dengan pemrosesan spesimen harus juga diperlakukan sebagai limbah infeksius.
4.       Buang alat sekali pakai dengan benar.
g.      Peralatan perawatan pasien
1.      Peralatan yang ternoda oleh darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga pajanan pada kulit dan membran mukosa, kontaminasi pakaian, dan penyebaran patogen ke pasien lain atau lingkungan dapat dicegah.
2.      Bersihkan, disinfeksi, dan proses kembali perlengkapan yang digunakan ulang dengan benar sebelum digunakan pada pasien lain.

B.     STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN
·         Standar 1 (persiapan untuk kehidupan keluarga sehat)
Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, keluarga berencana, kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.

·         Standar 2 (pencatatan dan pelaporan)
Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya yaitu registrasi semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan yang diberikan kepada setiap ibu hamil/bersalin/nifas dan bayi baru lahir, semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Di samping itu, bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat ibu hamil dan meninjau upaya masyarkat yang berkaitan dengan ibu dan bayi baru lahir.
Standar Pelayanan Antenatal
·         Standar 3 (identifikasi ibu hamil)
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberi penyuluhan dan motivasi ibu, suami dan anggota keluarga agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dinji dan secara teratur.

·         Standar 4 (pemeriksaan dan pemantauan antenatal)
Bidan memberi sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal dan pemantauan ibu dan janin secara seksama untuk menilai apakah perkembngan janin berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi atau kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual (PMS) atau HIV. Bidan memberi pelyanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas.mereka harus mencatat data yang tepat saat kunjungan. Jilka ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk indakan selanjutnya.

·         Standar 5 (palpasi abdomen)
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen secara seksama dan melakukkan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Jika usia kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

·         Standar 6 (pengelolaan anemia pada kehamilan)
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

·         Standar 7 (pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan)

Kebutuhan Vitamin


Dewasa kini, kita sering mendengar berbagai macam penyakit yang timbul di tengah masyarakat. Bahkan ada yang sampai menyebabkan kematian karena tidak dapat disembuhkan lagi. Sebenarnya hali itu merupakan hanya persoalan pola makan. Salah satu yang sering terlupakan oleh masyarakat adalah vitamin. Vitamin adalah bahan tambahan makanan yang sering kali diabaikan oleh masyarakat dalam menyiapkan makanan. Padahal vitamin merupakan sesuatu yang sangat penting dalam tubuh karena dapat mencegah berbagai penyakit. Selain itu kekurangan vitamin dapat menyebabkan berbagai penyakit.
Vitamin tidak dapat dibentuk oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari luar seperti sayur-sayuran, daging dan berbagai sumber makanan yang lain. Kini vitamin dikenal sebagai suatu kelompok senyawa organik yang tidak temasuk dalam golongan protein, karbohidrat maupun lemak.
Manusia untuk kehidupannya membutuhkan vitamin yang didapat dari bahan pangan, hal ini demi berlangsungnya proses-proses dalam tubuhnya, seperti berlangsungnya proses peredaran/sirkulasi darah, denyut jantung, pernapasan, pencernaan, proses-proses fisiologis lainnya, selanjutnya untuk melakukan berbagai kegiatan. Apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal.
Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil. Lebih jauh disebutkan bahwa keadaan kurang gizi menghasilkan kenaikan emosional daripada terhadap fungsi kognitif.

B.     Fungsi Vitamin Bagi Tubuh
Sebelum berpolemik tentang perlu tidaknya suplemen bagi anak, sebaiknya orangtua tahu lebih dulu apa sebenarnya fungsi vitamin bagi tubuh. Vitamin, bersama-sama dengan mineral, merupakan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil tetapi asupannya harus teratur dan dalam jumlah yang pas, agar tubuh dapat tumbuh dan berfungsi secara normal. Berbagai proses biologis tubuh memerlukan vitamin agar dapat bekerja dengan baik, seperti pertumbuhan, proses pencernaan, kesigapan mental dan ketahanan tubuh terhadap infeksi.
Dalam proses-proses tersebut vitamin berfungsi sebagai katalis untuk metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Sebagian besar jenis vitamin memang tidak diproduksi sendiri oleh tubuh, kecuali vitamin K yang dibuat oleh bakteri ’baik’ yang ada dalam usus. Jadi, memang harus ’diambil’ dari luar. Sumber terbaik untuk vitamin (dan mineral) adalah makanan. Itulah mengapa pola makan manusia, baik anak-anak maupun dewasa, harus beragam dan seimbang - sesuai dengan piramida makanan. Tak lain, agar tubuh memperoleh asupan vitamin secara lengkap.
Kekurangan vitamin membuat tubuh tidak dapat ’bekerja’ sebagaimana mestinya. Terutama bagi anak-anak, kekurangan vitamin menyebabkan pertumbuhan mereka terganggu. Tetapi, kelebihan asupan vitamin pun bukannya tak beresiko bagi kesehatan. Kelebihan vitamin yang larut air, seperti vitamin C, biotin, thiamin (B1), riboflavin (B2), niacin (B3), asam pantotenat (B5), pyridoxine (B6), asam folat (B9) dan cobalamin (B12) , memang akan dibuang melalui urin. Tetapi ini juga berarti membuat ginjal bekerja lebih keras. Sementara kelebihan vitamin yang larut lemak (vitamin A, D, E, K) akan disimpan dalam jaringan lemak tubuh dan hati. Akumulasi lebihan vitamin ini dapat menjadi racun bagi tubuh.
C.    Saat yang Tepat dalam Pemberian Vitamin
Ketika anak memang membutuhkannya. Bila selera makan anak cukup luas dan menu hariannya lengkap, pemberian suplemen vitamin sebenarnya tak perlu. Anak baru dikatakan memerlukan suplemen vitamin bila; Anak tidak memperoleh asupan vitamin yang cukup. Misalnya, anak mengalami gangguan penyerapan zat gizi atau anak picky eater (sempit selera makannya). Anak sedang sakit. Ketika anak sakit, tubuhnya memerlukan lebih banyak zat gizi dari biasanya. Padahal anak yang sakit cenderung kurang suka makan, akibatnya asupan gizinya (termasuk vitamin) berkurang. Pada kondisi seperti itu, tubuh anak perlu ’dibantu’ dengan memberikan suplemen vitamin.
Anak yang sedang dalam pengobatan TBC misalnya, perlu diberi suplemen vitamin untuk membantu proses penyembuhan. Anak yang baru sembuh dari sakit, dapat diberi suplemen. Namun bila kondisi kesehatan anak makin membaik, pemberian suplemen sebaiknya dikurangi dan dihentikan ketika anak sudah benar-benar sehat dan selera makannya kembali normal. Anak picky eater, susah/tidak mau makan, kurus atau berat badan sulit naiknya, sebenarnya juga tak bisa dijadikan ’pembenaran’ untuk memberikan suplemen vitamin secara rutin. Karena suplemen bukan the real solution bagi masalah-masalah tersebut.
Langkah utama yang harus ditempuh orangtua adalah berupaya agar selera makan anak menjadi luas, mencari penyebab anak menjadi susah/tidak mau makan, atau mencari tahu mengapa berat badan anak sulit naik. Untuk sementara, kekurangan vitamin dalam tubuh anak memang dapat dipenuhi melalui suplemen, sambil orangtua berupaya menyelesaikan masalah sebenarnya. Sama seperti orang dewasa, bayi dan anak-anak juga punya preferensi terhadap jenis-jenis makanan. Kalau anak hanya sesekali menjadi picky (siapa tahu dia sedang ingin makanan yang menyegarkan, misalnya…?), sedangkan secara umum selera dan pola makannya baik, rasanya terlalu berlebihan jika orangtua khawatir anaknya akan kekurangan vitamin. Menganggap suplemen dapat meningkatkan nafsu makan anak juga tidak rasional. Suplemen vitamin bukan untuk meningkatkan nafsu makan anak, karena memang tidak ada vitamin yang membuat anak jadi doyan makan.
Banyak faktor yang menyebabkan anak menjadi susah/tidak mau makan. Mungkin anak bosan dengan menu hariannya, mau tumbuh gigi, sedang ada masalah psikologis, atau sedang sakit. Anak yang mengalami gangguan jantung atau terkena silent ISK (infeksi saluran kemih), juga dapat mengalami gangguan selera makan atau sulit naik berat badan. Bila kondisi kesehatan anak baik, otomatis selera makannya pun akan baik. Pertumbuhan anak, umumnya dilihat dari penambahan berat dan tinggi badan anak. Maka tak heran, kalau orangtua jadi khawatir bila berat badan anaknya tidak/sulit naik. Tapi, anak langsing pun belum tentu mengalami kurang gizi.
Selain melihat grafik pertumbuhannya, orangtua juga harus melihat perkembangan anak. Walaupun kenaikan berat badan anak tidak signifikan (atau malah tetap), tetapi tinggi badannya naik dengan signifikan, kemampuan motorik kasar dan halusnya baik, juga perkembangan otaknya meningkat pesat, maka sesungguhnya orangtua belum perlu untuk khawatir. Bisa jadi anak cenderung langsing dan tinggi karena faktor keturunan. Selain itu, orangtua juga perlu memperhatikan gerak tubuh anak sehari-hari. Anak yang sangat aktif, tentu saja menghabiskan lebih banyak energi. Wajar lah kalau berat badannya jadi sulit naik, atau kalaupun naik sedikit sekali.
D.    Jenis Suplemen yang Aman Bagi Anak
Yang paling baik tentu memberikan suplemen vitamin sesuai dengan kebutuhan anak, maksudnya bila anak kekurangan vitamin D, berikan lah vitamin D. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan lebih dulu dengan dokter. Terutama bagi bayi, apalagi yang masih ASI eksklusif, orangtua jangan sembarangan memberikan suplemen vitamin tanpa rekomendasi dokter. Akan jauh lebih baik bila ibu menerapkan pola makan sehat dengan gizi seimbang, agar kualitas ASI yang diproduksinya menjadi lebih baik, daripada mengambil jalan pintas dengan memberikan suplemen vitamin.
Sesungguhnya, ASI sudah mengandung vitamin dan mineral dalam komposisi yang lengkap. Jadi, ibu-ibu yang masih menyusui –terlebih yang masih memberikan ASI eksklusif- tak perlu khawatir si kecil kekurangan vitamin dan mineral. Kalaupun orangtua ingin memberikan suplemen vitamin kepada anaknya, menurut AAP (American Academy of Pediatrics) 1 dosis suplemen multivitamin per hari tidak membahayakan. Dengan catatan, tiap dosis suplemen tersebut tidak melebihi angka kecukupan gizi (RDA/Recommended Daily Allowance), meskipun kelebihan itu hanya untuk satu jenis vitamin atau mineral. Dan jangan pilih suplemen yang memiliki kandungan megadosis (dosis besar). Bahkan idealnya, suplemen multivitamin itu (seharusnya) kandungannya lebih rendah dari AKG (angka kecukupan gizi).
Bagi anak batita, lebih aman suplemen multivitamin yang berbentuk cair karena tablet kunyah berpotensi membuat anak tersedak. Jangan sekali-kali berbohong kepada anak dengan mengatakan suplemen vitamin sebagai permen, karena ini akan mendorong anak ingin mengkonsumsi semaunya. Dan, simpan suplemen di tempat yang tidak dapat dijangkau anak. Perlakukan suplemen vitamin layaknya obat. Satu hal yang harus orangtua ingat, vitamin bukan satu-satunya yang diperlukan oleh tubuh. Sungguh ironis bila orangtua begitu getol memberi anaknya suplemen, dengan alasan agar kebutuhan vitamin dan mineralnya terpenuhi, tetapi tidak berupaya untuk memperbaiki pola makan anak. Karena vitamin dan mineral akan mubazir tanpa adanya kecukupan zat gizi utama seperti karbohidrat, protein (hewani dan nabati), maupun lemak.
E.     Pengelompokan Vitamin
Berdasarkan Kelarutannya, vitamin dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1.      Vitamin yang Larut dalam Lemak
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Untuk beberapa hal, vitamin ini berbeda dari vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini terdapat dalam lemak dan bagian berminyak dari makanan. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu karena tidak larut dalam air. Bagian berikut memberikan gambaran terperinci dari setiap vitamin jenis ini.
a.      Vitamin A
v  Kebutuhan
Sulit untuk menentukan jumlah kebutuhan vitamin A. Vitamin ini diproduksi dari dua senyawa yang berbeda yang diubah di dalam tubuh menjadi vitamin A. Dalam sumber makanan hewani, tersedia dalam bentuk retinol; dalam sumber makanan nabati berada dalam bentuk beta-karoten, yang kurang efisien dibanding retinol untuk produksi vitamin A. Hal inilah yang mebuat jumlah vitamin A yang disarankan diberikan dalam bentuk retinol ekivalen, RE. Jumlah vitamin A yang direkomendasikan adalah 1000 mikro-gram RE perhari untuk pria dan 800 mikro-gram untuk wanita.
v  Sumber-sumber utama
Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan pembawa vitamin A terbanyak. Sebagian besar makanan yang mengandung vitamin A adalah yang berwarna cerah (meskipun tidak semua makanan yang berwarna cerah mengandung vitamin A). Sayuran yang kaya akan vitamin A adalah wortel, ubi, labu kuning, bayam dan melon. Susu, keju mentega dan telur juga mengandung vitamin A.
v  Fungsi
Vitamin A penting untuk pemeliharaan sel kornea dan epitel dari penglihatan. Vitamin A juga membantu pertumbuhan dan reproduksi tulang dan gigi. Selain itu vitamin A juga berperan dalam pembentukan dan pengaturan hormon serta membantu melindungi tubuh terhadap kanker. Sebagai salah satu fungsi antioksidan, vitamin A memiliki manfaat dalam menigkatkan daya tahan tubuh serta antiinfeksi. Salah satu fungsi yang paling popular adalah peranannya pada kesehatan mata. Ia juga bisa dibentuk dari zat-zat provitamin A, di antaranya yang paling populer adalah beta-caroten.
v  Gejala kekurangan
Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan konsekuensi yang serius. Hal ini biasanya disertai kekurangan protein dan mineral seng. Vitamin A dapat disimpan didalam tubuh selama setahun. Hal ini berarti bahwa gejala kekurangan tidak tampak segera setelah berhentinya konsumsi dari vitamin ini. Bagaimanapun, jika hal ini tampak setelah waktu yang lama dari saat tidak ada konsumsi, gejalanya mungkin sangat jelas dan berat. Satu dari gejala pertama adalah kebutaan di malam hari. Jika kekurangan berlanjut, hal ini juga dapat berperan dalam penurunan fungsi kornea dan menyebabkan kebutaan. Kekurangan vitamin ini juga dapat mencegah pertumbuhan tulang, atau menyebabkan perubahan bentuk tulang, membentuk celah dan kerusakan pada gigi dan terhentinya pertumbuhan sel-sel pembentuk gigi. Anemia merupakan akibat yang lain. Sebagai tambahan, defisiensi ini mempengaruhi sistem tulang dan syaraf, dan dapat mengakibatkan kelumpuhan.
v  Keracunan
Keracunan vitamin A terjadi pada saat protein yang mengikatnya telah terpenuhi sehingga vitamin A yang bebas dapat menyerang sel-sel tubuh. Hal ini biasanya tidak terjadi jika vitamin berasal dari makanan sehari-hari, tetapi hal ini dapat terjadi jika seseorang menggunakan suplemen. Gejala-gejalanya adalah mual, muntah, nyeri pada perut, diare dan kehilangan berat badan. Sistem syaraf dan otot juga bisa dipengaruhi, menyebabkan gejala seperti kehilangan nafsu makan, sifat mudah marah, lelah, susah tidur, gelisah, sakit kepala dan lemah otot.
v  Kekurangan dan Kelebihan Vitamin A pada Ibu Hamil
Vitamin A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk fungsi penglihatan, imunitas, serta pertumbuhan dan perkembangan embrio. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah. Vitamin A dapat ditemukan pada buah-buahan dan sayuran berwarna hijau atau kuning, mentega, susu, kuning telur, dan lainnya. Vitamin A sangat diperlukan dalam peningkatan jumlah ibu untuk mendukung proses reproduksi, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Peningkatan perlukan selama kehamilan adalah kecil dan dapat disediakan melalui diet yang seimbang dan cadangan ibu dari wanita-wanita terpelihara dengan baik. Di daerah-daerah endemik kekurangan vitamin A (VAD), bagaimanapun, suplemen vitamin A sering harus memasok kebutuhan ini. Parah kekurangan vitamin A (VAD) menyebabkan aborsi, kematian janin, resorptions, dan cacat bawaan. Kebutaan malam sering dilaporkan pada wanita hamil yang tinggal di daerah di mana VAD adalah umum pada anak-anak.
Namun, bahkan dosis tinggi vitamin A diberikan pada awal kehamilan dapat menjadi tidak aman. Dosis tinggi vitamin A diberikan pada awal masa kehamilan dapat menyebabkan cacat bawaan, dan laporan menyarankan terhambatnya pertumbuhan dan tingkat respons perilaku ketika dosis tinggi diberikan kemudian dalam kehamilan. Cacat lahir bawaan biasanya terjadi bila dosis tinggi suplemen diambil setiap hari selama beberapa hari atau minggu selama trimester pertama kehamilan. Tidak ada bukti toksisitas akut dari menelan ß-karoten dari suplemen atau makanan, terutama pada tingkat yang sebanding dengan yang dianjurkan untuk vitamin A suplemen
b.      Vitamin D
v  Kebutuhan
Vitamin D mempunyai suatu karakteristik yang membedakannya dari vitamin yang lain yaitu dapat diproduksi oleh sinar matahari. Hal ini berarti bahwa vitamin D dapat diperoleh dengan penerpaan tetap sinar matahari secara teratur, dan tidak perlu tambahan konsumsi vitamin D. RDA untuk vitamin D adalah 5 mikro-gram perhari. Meskipun jumlah vitamin D yang terbentuk meningkat sepanjang kulit terkena sinar matahari, tetapi sinar matahari sendiri tidak dapat menyebabkan vitamin D sampai pada tingkat keracunan.
v  Sumber-sumber Utama
Sumber-sumber makanan dari vitamin D adalah telur, hati dan ikan, seperti halnya susu dan margarine yang diperkaya dengan vitamin D.
v  Fungsi
Vitamin D bekerja pada mineralisasi tulang dengan meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfor di dalam sistem pencernaan,sehingga kadarnya di dalam darah meningkat. Hal ini dilakukan dengan mengambil kalsium dari tulang dan dengan mendorong penyimpanannya oleh ginjal.
v  Gejala kekurangan
Penyebab kekurangan vitamin D sama dengan gejala kekurangan kalsium. Tulang tidak dapat mengeras dengan cara biasa.Tulang dapat menjadi lemah seperti halnya tulang bengkok akibat berat badan.Kekurangan vitamin D dapat juga menyebabkan kelainan bentuk dan rasa nyeri pada lengan dan tungkai, punggung, torax (rongga dada) dan panggul. Kekurangan vitamin D juga merusak sistem syaraf dan otot, yang menyebabkan kekejangan otot.
v  Keracunan
Kelebihan vitamin D menyebabkan peningkatan konsentrasi kalsium didalam darah. Kalsium dapat membentuk batu ginjal. Kadar kalsium yang tinggi di dalam darah juga dapat menyebabkan pembuluh darah mengeras, yang sangat berbahaya bagi arteri pada hati dan paru-paru dan dapat berakibat fatal. Gejala tambahan dari keracunan vitamin D adalah kehilangan nafsu makan, sakit kepala, lemah, lelah, dahaga yang berlebihan, sifat lekas marah dan lesu.

v  Kekurangan dan Kelebihan Vitamin D pada Ibu Hamil
      Sebuah studi baru menunjukkan bahwa wanita hamil dengan kekurangan vitamin D memiliki risiko lebih besar mengalami bedah Cesar. Risiko bedah caesar mungkin hampir 4 kali lebih besar untuk perempuan dengan Kekurangan vitamin D daripada mereka yang memiliki tingkat cukup vitamin D, menurut studi yang dilakukan oleh para peneliti di Boston University School of Medicine dan Boston Medical Center.
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat vitamin D pada ibu hamil dan bedah caesar, para peneliti meneliti 252 wanita hamil selama dua tahun. Temuan menunjukkan bahwa di antara para peserta diuji dalam studi, 43 kekurangan vitamin D wanita, atau 17 persen dari total, memiliki Bedah caesar, menurut penelitian yang diterbitkan online di bulan Desember Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism.
“Dalam analisis kami, ibu hamil yang kekurangan vitamin D pada saat pengiriman sudah hampir empat kali peluang bedah kelahiran dibandingkan dengan wanita yang tidak kekurangan,” penulis penelitian Dr Michael Holick kata.
Penelitian sebelumnya telah mengaitkan Kekurangan vitamin D dengan kelemahan otot proksimal dan suboptimal kinerja dan kekuatan otot, yang dapat membantu mendukung temuan-temuan baru.
c.       Vitamin E
v  Kebutuhan
RDA untuk vitamin E adalah 10 mg perhari untuk pria dan 8 mg perhari untuk wanita.
v  Sumber-sumber utama
Vitamin E banyak tersedia dalam sayuran dan minyak biji-bijian, yang dapat ditemukan dalam bentuk margarine, salad dressing, dan shortening. Minyak kacang dan minyak kulit gandum mempunyai konsentrasi vitamin E yang tertinggi. Tingkat selanjutnya adalah minyak jagung dan minyak biji bunga matahari. Satu sendok makan dari sumber tersebut mengandung lebih dari RDA vitamin E. Sebaliknya, lemak hewani seperti butter dan susu hampir tidak mengandung vitamin E. Hal ini karena vitamin E mudah rusak oleh pemanasan, maka akan lebih baik memperolehnya dari makanan segar.
v  Fungsi
Seperti halnya vitamin C, Vitamin E juga merupakan antioksidan. Vitamin E membantu menstabilkan membran sel, mengatur reaksi oksidasi dan melindungi vitamin A. Dalam peranannya sebagai anti oksidan, vitamin E mempunyai pengaruh besar terhadap sel, seperti sel darah merah dan sel darah putih yang melewati paru-paru.
v  Gejala kekurangan
Ketika kadar vitamin E dalam darah sangat rendah, sel darah merah dapat terbelah. Proses ini disebut hemolisis eritrodit dan dapat dihindari dengan vitamin E. Kekurangan vitamin E dapat berakibat pada sistem syaraf dan otot yang menyebabkan kelemahan, kesulitan berjalan dan nyeri pada otot betis.
v  Keracunan